Pasar Subuh Bergolak

Pasar Subuh Bergolak

\"SAM_3305\" \"PAGAR \"SATPOLBENGKULU, BE - Ratusan pedagang Pasar Subuh, menolak relokasi yang direncanakan Pemkot hari ini.   Penolakan itu disampaikan para pedagang tadi malam.  Ratusan pedagang berkumpul di depan stadion.  Semula mereka berencana untuk melakukan pengepungan Balai Kota, tempat kediaman Walikota H Helmi Hasan SE.

Namun sekitar pukul 20.30 WIB, Kapolres AKBP H Joko Suprayitno SST MK turun ke kerumunan massa. Usai dialog diantara pedagang dan Kapolres, massa akhirnya urung melakukan pengepungan terhadap Balai Kota.

\"Kami minta kalau memang mau menyampaikan aspirasi, jangan dimalam hari.  Kami sebagai pihak kepolisian bertugas untuk melakukan pengamanan. Jadi tidak ada penyampaian aspirasi dilakukan pada malam hari,\" ungkap  Kapolres.

Sementara itu, sejumlah mahasiswa dari PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Cabang Kota Bengkulu, juga melakukan pengkondisian agar massa tidak melakukan aksinya tadi malam.  Mereka beralasan agar massa menyiapkan diri untuk melakukan aksi pagi ini supaya mereka dapat menyampaikan aspirasi mereka secara langsung kepada para pemangku kepentingan kebijakan pasar.

\"Kalau kita ke Balai Kota malam ini, kita tidak akan menemui siapa-siapa. Sebaliknya kalau kita turun besok (pagi ini, red), sejumlah pejabat akan kita minta untuk mau menemui kita,\" sampai Deno Andeska Marlandone, Sekjend PMII Cabang Bengkulu.

Sembari melakukan orasi-orasi, mahasiswa juga melakukan penggalangan tanda tangan dari para pedagang. Tanda tangan tersebut, mereka bilang sebagai wujud bukti bahwasanya para pedagang memang tetap menolak relokasi yang dilakukan Pemda Kota. \"Meski kita tidak turun malam ini, bukan berarti kita takut. Demi memperjuangkan bapak ibu sekalian, kami siap diri kami dibakar,\" tukas Deno yang disambut antusias massa aksi.

Sebelum berkumpul di depan stadion, sejak pukul 18.00 WIB sore kemarin, para pedagang pasar Subuh memadati Jalan KZ Abidin I, tepatnya di depan Mega Mall hingga ke Jalan Basuki Rahmat samping Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu.   Mereka berencana menghalangi pemagaran pasar Subuh oleh puluhan Satpol PP.  Namun pemagaran tersebut dikawal ketat oleh puluhan kepolisan.

Sebagai bentuk perlawanannya, pedagang pun terlihat memboking tempat masing-masing dengan cara memasang cat putih dan memberikan nama di atas lapak di Jalan Basuki Rahmat samping Kanwil Kemenag hingga depan Mega Mall.  Pedagang pun membagi rata ruas jalan tersebut, yakni setiap pedagang mendapatkan tempat dengan ukuran yang sama.

\"Kami sudah kompak tidak mau pindah ke Pasar Baru Koto, dan memilih berjualan di ruas jalan dua jalur ini,\" kata salah seorang pedagang, M Rustam.

\"Kami akan tetap menolak dipindahkan, selain itu kami juga ingin menuntut janji Helmi Hasan saat kampanye yang mengatakan membangun tanpa penggusuran.  Tapi kenyataannya baru 4 bulan dia menjabat kami sudah digusur,\" tambah Rustam.

Senada juga disampaikan pedagang lainnya, Ema (50). Ia mengaku tidak bisa menerima kenyataan tersebut, karena ingin memberika keuntungan besar kepada investor, Walikota rela menggusur pedagang kecil seperti dirinya.

\"Kami ini bukan menjadi kekayaan, melainkan ingin mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarga kami. Namun walikota sama sekali tidak memikirkan nasib kami jika kami dipindahkan dari pasar subuh ini,\" ungkapnya.

Pedagang menolak dipindahkan karena berbagai alasan, seperti pasar Baru Koto dinilai lebih jauh dari pusat kota, kurang pembeli, tidak dilalui angkutan kota, dan akan kehilangan pelanggan, serta sejumlah alasan lainnya.

\"Daripada belanja ke Baru Koto, pembeli lebih memilih pasar Panorama. Sehingga kami bisa mati tidak makan karena jualan kami tidak laku,\" ujarnya.  Kendati demikian, para pedagang ini tetap meminta kebijaksanaan walikota untuk tetap memberikan kesempatan kepada ratusan pedagang tersebut, agar tetap bisa berjualan di pasar Subuh.

Bila tuntutan tersebut tidak dipenuhi, Ema mengaku akan tetap berjualan di jalan 2 jalur disamping Kanwil Kemenag tersebut. Dan ia pun siap menghadapi segala resikonya.  \"Kami siap pasang badan, bila tuntutan kami tidak dipenuhi,\" tandasnya kesal.

Akan Direlokasi Kepala UPTD Pasar Minggu Roni Bambang SSos memastikan, hari ini tidak ada satu pedagang pun yang diperbolehkan masuk. Tidak hanya itu, pedagang kaki lima (PKL) di sekitaran Mega Mall dan PTM juga disterilisasi.

  Demi mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Roni mengaku sudah menyiapkan ratusan personel untuk menjaga kawasan tersebut. \"Relokasi sudah dipastikan berjalan malam ini (kemarin, red). Selepas Magrib, kami akan lakukan pemagaran di Pasar Subuh.  Jadi besok kami pastikan, tidak ada pedagang disana.

Kami terpaksa melakukan relokasi, karena sudah ada perjanjian sebelumnya. Kalau mereka memaksa masuk, pedagang harus tahu konsekuensinya yaitu melanggar Perda Nomor 3 Tahun 2008, yang mana isinya dilarang berjualan di badan jalan atau trotoar. Kalau dilanggar, mereka akan dihukum penjara selama tiga bulan atau denda 5 Juta rupiah,\" ujar Roni kepada Bengkulu Ekspress dikantornya kemarin siang. (cw6/400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: